Selasa, 02 Februari 2016

Pendakian Gunung Sindoro Via Jalur Kledung

Hi, Selamat siang yang kala hujan.


"Ke sana
tempat hangat pelukan
yang selalu kau simpan
'tuk yang merindukanmu
ku menuju
Ke tempat
ibu segala pelukan
ku menuju"

Float - Kesana

Mungkin bisa dibilang sudah lama saya tidak bersua dengan puncak gunung Sindoro, namun ingatan tentang pendakian kesana masih sangat jelas bagi saya. Gunung sindoro termasuk gunung berapi yang memiliki kawah yang telah aktif kembali, terletak disebelah gunung sumbing, juga dekat dengan Dieng dah gunung Prau. Gunung Sindoro terletak diperbatasan Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah. Ada 4 jalur pendakian yang sakaya ketahui, antara lain Kledung, Sigedang, Sibajak dan Jlumprit.  Dan jalur yang pernah saya lewati saat mendaki adalah jalur pendakian via Kledung.

Jalur Pendakian via Kledung ini merupakan jalur yang umum digunakan. Akses menuju basecampnya juga sangat mudah dan juga berdekatan dengan basecamp pendakian gunung Sumbing. dan karena letaknya yang juga dipinggir jalan dilewati oleh minibus.  jika dari arah Jogjakarta kita naik bis arah Temanggung, Kalau dari Semarang naik bis arah Wonosobo.

Seperti biasa sebelum melakukan pendakian kita wajib melapor ke basecamp Kledung dan membayar biaya retribusi sebesar Rp. 12.000/ orang (update Januari 2016). Basecamp Kledung memilki aula luas yang biasa digunakan para pendaki untuk beristirahat, lapangan luas juga toilet. 
Ini dia Kelompok sayaa.. kebanyakan cewek waktu itu, dan kita semua dari Mapala UNS Garba Wira Bhuana

ini foto bersama kawan kwan mapala Himpala Esa Unggul Jakarta

no caption :p

Perjalanan dari Basecamp menuju pos 1 akan melewati pemukiman serta ladang penduduk dengan jalan makadam yang sangat rapi.oh iya, dari basecamp menuju pos 1 ada jasa ojeknya loh kalau mau dan gamau capek, tapi karena waktu itu saya mah gengsi jadi jalan kaki aja hahaha. kira-kira dari basecamp menuju pos 1 butuh waktu sekitar 45 menit.
ini foto waktu lagi istirahat dekat ladang warga menuju pos 1

Di pos 1 kita akan melihat pondok kayu kecil, mulai dari sini perjalanan selanjutnya sudah tidak berbatu alias jalan setapak tanah dan jalannya masih lumayan landai. oia, Pos 1 ini letaknya berada diketinggian 1900 mdpl. menuju pos 2 (Pos Cawang) kita akan memasuki hutan dengan trek tanah landai namun kelama-lamaan akan menajak namun belum terlalu berat. Dipos 2 juga kita akan menemukan pondok kayu. perjalanan kesini memakan waktu sekitar 2 jam dari pos 1. ketinggian juga telah berada di 2120 mdpl.

Menuju pos 3 kita akan melalui jalan yang terus menanjak berupa tanah padat dan juga bebatuan, lumayan jauh juga, perjalanan hingga ke pos 2 makan waktu sekitar 3 jam. Begitu sampai di pos 3 tidak ada pondok, namun disini banyak lahan yang bisa kawan jadikan tempat nge camp, dan memang disini biasanya para pendaki bermalam sebelum melakukan summit attack. Oia, buat kawan-kawan yang ngecamp disini harus waspada dan berhati hati, karena jika kalian beruntung (hehehe) kalian akan bertemu dengan Babi Hutan yang cukup besarr (saya aja ketakutan waktu liatnya) jadi jika memasak dan akan tidur pastikan tidak ada sisa bahan makanan yang ada di luar tenda. ketinggian di pos 3 yaitu 2530 mdpl.

foto saya di pagi hari setelah bermalam, lokasinya di Pos 3

   

masih di Pos 3
Lanjut menuju pos 4, jalanannya masih menanjak dan berbatu. kita juga akan melewati hutan Lamtoro yang cukup panjang hingga akhirnya tiba di pos 4. Nah di pos 4 ini kalian akan menemukan Batu Tatah, ini merupakan spot penting yang wajib kalian dokumetasikan alias bernarsis ria hehe dari sini gunung sumbing akan terlihat jelas.

foto saya waktu jadi ninja Hattori diatas Batu Tatah, viewnya g. Sumbing hehe

Lanjut menuju pucakkk, perjalanan nya terus menanjak namun kita pastinya akan disuguhi dengan ladang edelweis yang sangat indah sekali, 

pemandangan saat perjalanan menuju puncak

sebelum muncak kala istirahat narsis dulu


Dan tibalah dipuncak gunug Sindoro, atau sebutan untuk puncak ini ialah Puncak kawah atau Segara Wedi. dipuncak ini kita akan melihat kawah yang cukup besar dan kita bisa mengitari kawah tersebut, disebelah kanan kawah kita bisa menemukan dataran yang luas dengan pemdangan yang luar biasa, gunung Cerme keliatan, Dieng, Prau, Gunung Merapi, Merbabu, bahkan lawu kita dapat lihat ketika kita mengitari puncak sindoro ini.

Namun kawan juga harus berhati-hati agar tidak turun ke kawah, meskipun kawahnya terlihat aman, namun gas belerang menyembur dari kawahnya. cukup dipinggiran saja.

terlihat asp semburan belerang disisi kanan kawah

Kawah Puncak Sindoro

Jangan turun dari posisi ini kawan, cukup sampai sini saja kalau mau bernarsis ria.
Dan begitulah kira kira perjalanan mendaki menuju puncak Sindoro via Kledung, memang tidak diragukan lagi keindahan pemndangan selama perjalanannya. Terutama pemandangan kala melihat babi hutan segede anak sapi hahaha.
Selalu saya ingatkan tetap berhati-hati kala berada di Puncak Sindoro ya, soalnya gas belerangnya pernah memakan korba jiwa :'(

jadiiii, selamat menemukan cerita dan rasamu sendiri kala di gunung Sindoro kawan.


Kamis, 28 Januari 2016

Jalur Pendakian Gunung Lawu Cemoro Sewu

Hi, selamat sore menjelang malam kawan.

"Aku tak pernah melihat gunung menangisBiarpun matahari membakar tubuhnyaAku tak pernah melihat laut tertawaBiarpun kesejukkan bersama tariannya"
 Payung Teduh - Cerita Tentang Gunung dan Laut

Postingan sebelumnya saya menceritakan sedikit perjalanan menuju Puncak Lawu melewati jalur pendakian Cemoro Kandang, nah untuk kali ini saya akan membahas tentang mendaki gunung Lawu via jalur Pendakian Cemoro Sewu.

Jalur Pendakian via cemoro sewu ini terletak disebelah jalur pendakian cemoro kandang, sekitar 150 m jaraknya, namun letak cemoro sewu telah berbeda provinsi yaitu berada di wilayah provinsi Jawa Timur, Cemoro Sewu merupakan jalur yang lebih cepat dari pada jalur cemoro kandang namun trek yang akan di lewati lebih menanjak. Jalur ini juga lebih ramai oleh para pendaki dibandingkan dengan cemoro kandang dikarenakan jalur sewu terkenal lebih mudah dimana selama perjalanan jalurnya sangat terlihat jelas karena sudah disusun dengan batu-batuan..

Akses menuju basecamp cemoro sewu juga sangat mudah sama halnya dengan cemoro kandang, jika menggunakan kendaraan pribadi kita bisa langsung menuju basecamp pendakiannya karena letaknya yang juga tepat dipinggir jalan dengan biaya parkir Rp. 5000/motor. Atau jika dengan menggunakan kendaraan umum, jika dari kota Solo kita perlu naik bis menuju Tawangmangu, kemudian tiba di terminal tawangmangu kita naik angkot menuju basecampnya, atau bisa juga naik ojek.

Seperti biasa sebelum melakukan pendakian kita wajib melapor dan membayar biaya retribusi sebesar Rp. 17.000,- /orang (update Januari 2016) dan setelah melakukan pengecekan ulang perlengkapan dan logistik kita bisa langsung melakukan pendakian, dan jangan lupa berdoa kawan. Btw, gerbang pendakian Cemoro Sewu menurut saya sangat bagus dan terawat jika dibandingkan beberapa gerbang pendakian di gunung lain.



ini foto saya terbaru di depan gerbang pendakian cemoro sewu. doc. 9 Januari 2016


Jalur pendakian cemoro sewu ini treknya berupa tanjakan dan berbatu bahkan beberapa telah dibentuk tangga.  namun dari basecamp menuju pos 1 masih belum terlalu menanjak, kita akan melewati jalan setapak yang teduh dan hijau, oia sebelum di Pos satu kita akan menemui pos bayangan untuk beristirahat, didekat situ terdapat sumber air yang letakanya dibelakang pondok sekitar 20 m.

Mulai dari Pos 1 menuju pos 2 jalurnya akan mulai menanjak dan berbatu yang membuat kaki cepat pegel. perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 ini juga merupakan yang terlama, memakan waktu kurang lebih sekitar 2 jam. selama perjalanan kita akan melihat batu-batu besar dan yang terkenal adalah watu jago, sayang banyak orang-orang bodoh yang bervandalisme ria sehingga mengotori dinding-dinding batuan yang gagah ini. nah, di Pos 2 ini juga kita akan menemui pondok peristirhatan buat kawan-kawan beristirahat dari rasa lelah yang ada.

Lanjut dari Pos 2 menuju pos 3, jalan akan terus menanjak dan berbatu namun tidak terlalu jauh menurut saya, sekitar 1 jam kita sudah bisa sampai. di Pos 3 kita akan mulai bisa melihat pemdangan hamparan bukit bukih dibawah. karena saya biasanya sering naik sore , sampai di pos 3 setelah magrib, dan dari beberapa kali pendakian via cemoro sewu ini saya 2 kali ngecamp disini. yah posisinya strategis menurut saya untuk melihat sunrise selain dipuncak hehehe. (apalagi kalau udah diserang rasa lelah selama perjalanan, pos 3 ini ngundang banget buat ditidurin :p)


pose dulu sembari packing, ini setelah selesai ngecamp di Pos 3, pagi hari (abaikan sendal yang tidak standar ya hehe)

nah pemandangan dari pos 3 keren kan, ini yang bikin saya seneng nge camp di pos 3, siap lanjut ke puncaakkk


Biasanya setelah saya mendirikan camp di pos 3, maka pagi-pagi kami melanjutkan perjalanan kembali setelah mengisi tenaga dan perut. jalur dari pos 3 menuju pos 4 kita akan melewati tanjakan tanjakan serta rimbun dengan semak-semak dan pepohonan kecil sebelum kemudian bertemu dengan jalur tangga bebatuan yang sudah rapi. Di pos 4 kita tidak akan menemukan pondok peristirahatan, pos 4 hanya lahan sempit yang tidak cocok jika kawan ingin mendirikan camp, namun disini merupakan spot wajib buat berfoto. pemandangan disini sangat keren dikarenakan ada sedikit bagian tanah putih berkapur dimana background nya pemandangan hamparan awan ataupun bukit bukit hijau yang indah.

Dari pos 4 menuju pos 5 sudah tidak jauh lagi, dan jalannya juga tidak tangga berbatu lagi. Pos 5 ini juga terdapat pondok yang biasanya dijadikan warung oleh masyarakat yang tinggal di lawu, saya ingat waktu pertama kali lewat sini saya pernah beli gorengan dingin hahaha, lanjuttt, setelah dari pos 5 kita menuju Sendang Drajat, yaitu sumber mata air yang disakralkan, perjalanan kesana kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah terutama saat melewati jalan setapak bebatuan namun landai seakan-akan sedang melewati jembatan namun dengan pemandangan awan dikanan dan kiri.

Dari sendang drajat kita akan langsung menemukan warung, seperti yang kita tahu bahwa lawu memang terkenal dengan satu-satunya gunung yang memiliki warung didekat puncaknya. nah, karena itu terkadang sudah ngerasa aman kalau udah deket puncak, kalau males masak tinggal beli hehe.
oia, sendang drajat boleh di konsumsi koq, jadi pendaki gak perlu takut kehabisa air saat dipuncak. ada mitosnya juga tuh kalau minum bisa bikin awet muda, kalau mandi bisa bikin ganteng dan cantik (ya bener sih, wong mau minum aja mesti mendaki setinggi itu hahaha)

Dari sendang drajat menuju puncak hanya sekitar 20 menit sajaa..
dan tibalah dipuncakk..

doc. 2013, puncaknya lawu, (abaikan bokong) sekarang tugunya udah bagus, karena udah di cat ulang.
Berbeda denga postingan saya sebelumnya yg tercemar vandalisme

Jadi begitulah, sebenernya banyak cerita yang saya rasakan di jalur pendakian ini, karena sudah berulang kali saya melewatinya dan juga dengan orang-orang yang berbeda juga (soalnya punya kewajiban kalau lagi ada kawan kawan pendaki bertamu ke mapala saya dan mau naik pasti saya temenin hehe)

Menurut saya memang jalur pendakian via cemoro sewu ini lebih mudah jika untuk pemula. karenakan jalurnya yang sangat jelas. dan pemandangan yang juga tidak kalah indah. tapi jalur ini juga banyak memakan korban jiwa, bukan karena tersesat melainkan karena musibah kebakaran yang sering terjadi di kala musim kemarau. Karena itu kawan-kawan harap berhati-hati selalu, bahkan jalur yang dianggap paling mudah  bisa memakan korban jiwa paling banyak. Tidak usah memaksakan mendaki ketika cuaca sedang ekstrim. Gunung sehebat itupun hanya akan diam saja ketika api menyelimutinya, dan tidak akan menangis, hanya membuat kita menangis.

Selamat mendaki bos ! safety first, zero accident euy.


Selasa, 26 Januari 2016

Gunung Lawu Jalur Pendakian Cemoro Kandang

Hi, selamat siang yang akan sore.

"Setiap perjalanan meski dengan tujuan yang sama namun jika dilakukan dengan orang-orang yang berbeda pasti akan selalu juga dengan cerita yang berbeda". -puspa

Sama halnya dengan mendaki gunung, sehingga tidak akan ada bosannya mendaki gunung yang sama meski hingga berkali-kali. cerita, pemandangan akan selalu berubah, kala hujan, kala kemarau, kala kabut ataupun kala cerah, setiap waktu akan berbeda, dan semua itu aku rasakan setiap kali melihat gunung Lawu.

Gunung Lawu memiliki 5 jalur pendakian, antara lain jalur Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, Tahura, Cetho dan Jogorogo. Basecamp Cemoro kandang dan Cemoro sewu letaknya berdekatan sekali, hanya berjarak sekitar 150m, namun keduanya telah berbeda provinsi. Kandang di Jawa Tengah sedangkan Sewu telah berada di Jawa Timur. Perlu kita tahu bahwa Gunung Lawu adalah salah satu gung yang terletak diperbatasan Jateng dan Jatim

masih ingat rasanya ketika aku pertama kali naik gunung, dimana gunung pertama yang aku daki adalah gunung Lawu via Cemoro Kandang pada tahun 2011, waktu itu ikut kegiatan pendakian masal yang diadakan oleh Garba wira Bhuana Mapala UNS, dan waktu itu saya masih seorang mahasiswa baru.

Akses menuju basecamp cemoro kandang sangat mudah, jika menggunakan kendaraan pribadi kita bisa langsung menuju basecamp pendakiannya karena letaknya yang tepat dipinggir jalan, atau dengan menggunakan kendaraan umum, jika dari kota Solo kita perlu naik bis menuju Tawangmangu, kemudian tiba di terminal tawangmangu kita naik angkot menuju basecampnya, atau bisa juga naik ojek (yang penting mesti pinter2 nawar yaa, hehe)

Sebelum melakukan pendakian kita diwajibkan untuk melapor kepada petugas di tempat perijinan Gunung Lawu jalur Cemoro Kandang dan membayar Restribusi masuk sebesar Rp. 15.000,- per orang (update januari 2016), biasanya yang bertugas kawan-kawan AGL (Anak Gunung Lawu). Setelah mengecek semua perlengkapan dan memperoleh perijinan kita bisa memulai pendakian  menuju Puncak Gunung Lawu yang terkenal dengan puncak Hargo Dumilah.

Jalur cemoro kandang memang terkenal dengan jalurnya yang lumayan panjang bila dibandingkan denga jalur sewu, namun jalur kandang juga landai. Perjalanan dari basecamp ke pos 1 kita akan melalui jalan setapak yang landai dam masih hijau serta banyak pohon cemara. Setelah berjalan sekitar 1,5 jam akan tiba di pos 1, disini terdapat pondok peristirahatan untuk berteduh para pendaki, atau bila waktu lagi musim rame pendakian terkadang ada masyrakat sekita yang jualan disini.

 Lanjut menuju pos 2, jalurnya masih berupa setapak dan berkelok-kelok serta dikelilingi semak dan pohon-pohon berkayu kecil sehingga serasa berada dalam terowongan. Setelah tiba di pos 2, disini juga terdapat pondok untuk beristirahat dan lahan buat camp lumayan luas, namun saran saya tidak usah camp disini, karena bau belerang tercium dari sini. jika kita kearah jurang sebelah kanan dibelakang pondok kita bisa melihat dari jauh aliran air belerang. perjalanan dari pos 1 ke pos 2 tidak terlalu jauh, makan waktu sekitar 1 jam saja.

Mulai dari pos 2 ke pos 3 kita akan mulai melawati jalanan setapak lagi seperti sebelumnya namun setalah itu kita akan melewati jalan setapak yang landai namun mengitari bukit-bukit, dimana sebelah kiri jurang meskipun tidak terlalu terjal. sepanjang perjalanan ini kita akan disuguhi pemandanganya yang lumayan indah jika tidak sedang berkabut, namun terkadang berasa melewati jalan yang sama karena pola jalannya yang mirip. Oiya, sebelum tiba di pos 3 atau tepatnya sebelum jalan mengitari bukit-bukit kita akan menemui pos 2 bayangan, disini terdapat pondok kayu kecil yang teduh karena pepohonan dibelakangnya (gosipnya sih pernah ada yang gantung diri disni hahaha)

Setelah tiba di pos 3 kita akan melihat pemandangan awan membentang yang keren, disini jg terdapat pondok istirahat. Dulu waktu pertama kali ndaki lawu via kandang aku sih nge camp nya disini, karena sudah tidak terlalu jauh dari puncak. dan jika sedang musim hujan atau kala beruntung dimusim kemarau akan ada sumber mata air kecil didekat sini, letaknya setalah pos 3 arah pos 4 namun hanya berjarak 50 meter.

Pondok istirahatnya  POS 3 nih


ini pemandangan lautan awan dari pos 3 via kandang kala pagi hari


 Mulai dari pos 3 ke pos 4 kita akan mulai jalan menanjak bukit, namun karena dibuat berkelok-kelok jadi tidak terasa terlalu nanjak, kalau mau cepat lewat jalan tengah memotong, namun tanjakannya terjal-terjal. Kemudian setelah itu kita akan menemui jalanan berbatu-batu dan lalu tibalah di Pos 4. 
ini pondok batu yang ada di Pos 4

Di pos 4 kita akan melihat pondok batu kecil, disini juga terdapat lahan luas untuk mendirikan camp, dan ada sebuah batu memoriam juga.Perjalanan mulai dari pos 4 ke pos 5 akan landai tidak menanjak dan terkadang malah menurun, kita akan bertemu hamparan ladang ilalang dsini dan pemandangan bawah jurang juga. Dalam perjalanan dari Pos IV ke Hargo Dalam Terdapat persimpangan, bila ke kanan menuju arah puncak Hargo Dumilah atau puncak gunung Lawu, dan ke arah kiri menuju Hargo Dalem yang merupakan keraton makam keramat Prabu Brawijaya. Para pendaki lebih sering menuju Hargo Dalam terlebih dahulu karena di tempat ini terdapat warung dan tempat peristirahatan, dan yang terkenal adalah warung mbok Yem. Di Warung mbok Yem kita bisa beristirahat bila tidak membawa perlengkapan tenda, karena terdapat tempat luang yang dibangun dan dapat di gunakan para pendaki beristirahat. Dari Hargo Dalem perjalanan menuju puncak Hargo Dumilah atau puncak Lawu hanya memakan waktu lebih kurang 15 menit.

ini Pos 5 nya, bentuknya persimpangan no pondok. kalau mau langsung kepuncak kita ambil arah kanan, tapi kalau mau ke mbok yem dulu kita ambil lurus arah kiri aja.

Setelah sampai dipuncak kita akan disuguhi tugu besar disini, dan pemandangan indah yang membuat rasa lelah kita terbayarkan. disni masih ada vegetasi jadi banyak tempat buat berteduh dari panasnya terik matahari. well, puncak-puncak bukit di gunung lawu akan terlihat dan hamparan-hamparan lahan yang dibawah akan terlihat, pokoknya joss dah.

Ini foto muncak pertama saya, bareng kawan-kawan pendaki lainnya, tugunya masih belum sebagus sekarang yang sudah di cat ulang. (doc tahun 2011)

kostum mendaki pertama kali waktu belum paham banget bagaimana rasanya naik gunung, btw saya waktu itu cuma pakai daypack yang isinya, cuma makanan, minum dan sleeping bag :))
Jadiii, begitulah menurut saya perjalanan mendaki Gunung Lawu di Jalur Pendakian Cemoro Kandang. luar biasa dan bikin kangen tentunya, yang pasti buat kalian yang pengen naik gunung lawu gak ada salahnya mencoba semua jalur yang ada terutama cemoro kandang ini, tapi buat yang bener-bener pemula dan baru pertama naik gunung lawu saran saya bareng kawan yang sudah ngerti jalur ini untuk amannya hehe. Selain itu, saat turun juga kita jangan sembrono dan tergesa-gesa (buat pemula) karena waktu turun via kandang lebih rentan tersesat bila kita tidak mengamati dan paham jalanan dengan benar :) 
So, have a great Hike guys..

Jumat, 22 Januari 2016

Gunung Merbabu Jalur Pendakian Selo

Hi, Selamat pagi yang telah siang.


Baru beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 23 Desember 2015 saya baru aja mendaki lagi ke G. Merbabu.
Gunung Merbabu secara administratif berada di wilayah Magelang di lereng sebelah barat dan Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan,Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Merbabu berdampingan dengan Gunung Merapi.

Gunung Merbabu memiliki 4 jalur pendakian antara lain Selo, Wekas, Tekelan dan Cunthel. dari ke empat jalur tesebut yang paling sering digunakan menurut saya adalah jalur Selo dan Wekas. saya juga belum pernah lewat jalur tekelan dan cunthel. pertama kali saya mendaki g. Merbabu tahun 2013 saya naik melewati jalur wekas dan kemudian turun selo. dan jalur yang paling sering digunakan adalah jalur Selo.

Jalur selo memiliki akses yang mudah, dengan menaiki angkutan umum yaitu bis kecil dari Kabupaten Boyolali  hanya sekitar 30 menit, biasanya supir udah ngerti kalau kita bilang mau ke basecamp merbabu. setelah diturunkan dipinggir jalan kita perlu naik ojek lagi ke basecamp Selo Merbabuckarena lumayan jauh dari jalan besar.

Setelah sampai di basecamp pendakian Selo kita wajib melapor dan membayar biaya retribusi sebesar 15.000 per orang (update 23 Desember 2015).

nah ini gerbang memulai pendakiannya, in frame: Patma, Royyan, Adekku Ardi, Yudi.
Taken by me.

dari jalur Selo menuju puncak kita akan melewati Pos 1, Pos 2 bayangan, Pos 2, Pos 3, Sabana I dan Sabana II lalu puncak. 
kalau menurut aku sendiri jalur Selo tidak terlalu panjang, dari basecamp ke Sabana I makan waktu 4 jam, Sabana I ke Puncak sekitar 2 jam. buat pendaki yang bareng rombongan sih saran saya dirikan camp aja di Sabana I, lalu ke puncak gak perlu bawa barang banyak (asal ada yang jaga camp). dari Sabana I ke puncak kita akan melewati 2 tanjakan yang tinggi sekali hahaha.


nah ini posisinya di Sabana I, kedua bukit dibelakang adalah tanjakan terakhir menuju puncak.


Untuk ukuran saya yang seorang cewek, dari Sabana I ke puncak memakan waktu hampir2 jam, jalan nyantai banget. setelah tanjakan pertama kalian akan sampai di Sabana II, ini juga spot buat nge camp yang asik. tapi saya lebih senang camp di Sabana I karena kalau sunrise bagus dan G. Merapi keliatan jelas.
pemandangan G. Merapi dari Sabana I

nah, setelah melewati Sabana II, kita akan naik tanjakan kecil dulu, turun kemudian tanjakan tinggi terakhir menuju puncak.
ada 2 puncak berdekatan yaitu puncak syarif dan klenteng songo.

foto waktu dipuncak klenteng songo


waktu turun dari puncak ke Sabana I aku makan waktu sekitar 1 jam, sambil lari-lari dikit. sambil istihat di camp persiapan untuk turun buat makanan dulu
usahakan jangan terlalu sering makan mie, soalnya energinya ga mencukupi nanti.
Menu: NAsi, Tempe Goreng, Nugget, Tuis Sawi, Ikan asin.
Dari sabana I menuju bascamp waktu itu kami perlu waktu sekitar 2,5 jam. lumayan cepet juga sih.

Dari jalur pendakian gunung Merbabu yang lain menurut saya selo yang paling cepat dan juga ramai. seperti biasa tidak ada salahnya kita mencoba semua jalur meski yang dituju tetep satu titik yang sama, karena saya yakin kawan-kawan akan menemukan pengalaman yang sangat berbeda.

So, nikmati saja setiap detail proses perjalanannya. Selamat mendaki para pendaki cinta :))