Hi, selamat sore menjelang malam kawan.
"Aku tak pernah melihat gunung menangisBiarpun matahari membakar tubuhnyaAku tak pernah melihat laut tertawaBiarpun kesejukkan bersama tariannya"
Payung Teduh - Cerita Tentang Gunung dan Laut
Postingan sebelumnya saya menceritakan sedikit perjalanan menuju Puncak Lawu melewati jalur pendakian Cemoro Kandang, nah untuk kali ini saya akan membahas tentang mendaki gunung Lawu via jalur Pendakian Cemoro Sewu.
Akses menuju basecamp cemoro sewu juga sangat mudah sama halnya dengan cemoro kandang, jika menggunakan kendaraan pribadi kita bisa langsung menuju basecamp pendakiannya karena letaknya yang juga tepat dipinggir jalan dengan biaya parkir Rp. 5000/motor. Atau jika dengan menggunakan kendaraan umum, jika dari kota Solo kita perlu naik bis menuju Tawangmangu, kemudian tiba di terminal tawangmangu kita naik angkot menuju basecampnya, atau bisa juga naik ojek.
Seperti biasa sebelum melakukan pendakian kita wajib melapor dan membayar biaya retribusi sebesar Rp. 17.000,- /orang (update Januari 2016) dan setelah melakukan pengecekan ulang perlengkapan dan logistik kita bisa langsung melakukan pendakian, dan jangan lupa berdoa kawan. Btw, gerbang pendakian Cemoro Sewu menurut saya sangat bagus dan terawat jika dibandingkan beberapa gerbang pendakian di gunung lain.
![]() |
| ini foto saya terbaru di depan gerbang pendakian cemoro sewu. doc. 9 Januari 2016 |
Mulai dari Pos 1 menuju pos 2 jalurnya akan mulai menanjak dan berbatu yang membuat kaki cepat pegel. perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 ini juga merupakan yang terlama, memakan waktu kurang lebih sekitar 2 jam. selama perjalanan kita akan melihat batu-batu besar dan yang terkenal adalah watu jago, sayang banyak orang-orang bodoh yang bervandalisme ria sehingga mengotori dinding-dinding batuan yang gagah ini. nah, di Pos 2 ini juga kita akan menemui pondok peristirhatan buat kawan-kawan beristirahat dari rasa lelah yang ada.
Lanjut dari Pos 2 menuju pos 3, jalan akan terus menanjak dan berbatu namun tidak terlalu jauh menurut saya, sekitar 1 jam kita sudah bisa sampai. di Pos 3 kita akan mulai bisa melihat pemdangan hamparan bukit bukih dibawah. karena saya biasanya sering naik sore , sampai di pos 3 setelah magrib, dan dari beberapa kali pendakian via cemoro sewu ini saya 2 kali ngecamp disini. yah posisinya strategis menurut saya untuk melihat sunrise selain dipuncak hehehe. (apalagi kalau udah diserang rasa lelah selama perjalanan, pos 3 ini ngundang banget buat ditidurin :p)
![]() |
| pose dulu sembari packing, ini setelah selesai ngecamp di Pos 3, pagi hari (abaikan sendal yang tidak standar ya hehe) |
![]() |
| nah pemandangan dari pos 3 keren kan, ini yang bikin saya seneng nge camp di pos 3, siap lanjut ke puncaakkk |
Biasanya setelah saya mendirikan camp di pos 3, maka pagi-pagi kami melanjutkan perjalanan kembali setelah mengisi tenaga dan perut. jalur dari pos 3 menuju pos 4 kita akan melewati tanjakan tanjakan serta rimbun dengan semak-semak dan pepohonan kecil sebelum kemudian bertemu dengan jalur tangga bebatuan yang sudah rapi. Di pos 4 kita tidak akan menemukan pondok peristirahatan, pos 4 hanya lahan sempit yang tidak cocok jika kawan ingin mendirikan camp, namun disini merupakan spot wajib buat berfoto. pemandangan disini sangat keren dikarenakan ada sedikit bagian tanah putih berkapur dimana background nya pemandangan hamparan awan ataupun bukit bukit hijau yang indah.
Dari pos 4 menuju pos 5 sudah tidak jauh lagi, dan jalannya juga tidak tangga berbatu lagi. Pos 5 ini juga terdapat pondok yang biasanya dijadikan warung oleh masyarakat yang tinggal di lawu, saya ingat waktu pertama kali lewat sini saya pernah beli gorengan dingin hahaha, lanjuttt, setelah dari pos 5 kita menuju Sendang Drajat, yaitu sumber mata air yang disakralkan, perjalanan kesana kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah terutama saat melewati jalan setapak bebatuan namun landai seakan-akan sedang melewati jembatan namun dengan pemandangan awan dikanan dan kiri.
Dari sendang drajat kita akan langsung menemukan warung, seperti yang kita tahu bahwa lawu memang terkenal dengan satu-satunya gunung yang memiliki warung didekat puncaknya. nah, karena itu terkadang sudah ngerasa aman kalau udah deket puncak, kalau males masak tinggal beli hehe.
oia, sendang drajat boleh di konsumsi koq, jadi pendaki gak perlu takut kehabisa air saat dipuncak. ada mitosnya juga tuh kalau minum bisa bikin awet muda, kalau mandi bisa bikin ganteng dan cantik (ya bener sih, wong mau minum aja mesti mendaki setinggi itu hahaha)
Dari sendang drajat menuju puncak hanya sekitar 20 menit sajaa..
dan tibalah dipuncakk..
![]() |
| doc. 2013, puncaknya lawu, (abaikan bokong) sekarang tugunya udah bagus, karena udah di cat ulang. Berbeda denga postingan saya sebelumnya yg tercemar vandalisme |
Jadi begitulah, sebenernya banyak cerita yang saya rasakan di jalur pendakian ini, karena sudah berulang kali saya melewatinya dan juga dengan orang-orang yang berbeda juga (soalnya punya kewajiban kalau lagi ada kawan kawan pendaki bertamu ke mapala saya dan mau naik pasti saya temenin hehe)
Menurut saya memang jalur pendakian via cemoro sewu ini lebih mudah jika untuk pemula. karenakan jalurnya yang sangat jelas. dan pemandangan yang juga tidak kalah indah. tapi jalur ini juga banyak memakan korban jiwa, bukan karena tersesat melainkan karena musibah kebakaran yang sering terjadi di kala musim kemarau. Karena itu kawan-kawan harap berhati-hati selalu, bahkan jalur yang dianggap paling mudah bisa memakan korban jiwa paling banyak. Tidak usah memaksakan mendaki ketika cuaca sedang ekstrim. Gunung sehebat itupun hanya akan diam saja ketika api menyelimutinya, dan tidak akan menangis, hanya membuat kita menangis.
Selamat mendaki bos ! safety first, zero accident euy.










